Kamis, September 28, 2017

Rapot Kurikulum 2013 edisi revisi

PETUNJUK PENGISIAN



1.    Laporan Rapor Peserta Didik dipergunakan selama peserta didik yang bersangkutan mengikuti seluruh program pembelajaran di Sekolah Dasar tersebut;
2.    Identitas Sekolah diisi dengan data yang sesuai dengan keberadaan Sekolah Dasar;
3.    Daftar Peserta didik diisi oleh data siswa yang ada dalam Rapor Peserta Didik ini;
4.    Identitas Peserta didik diisi oleh data yang sesuai dengan keberadaan peserta didik;
5.    Rapor Peserta Didik harus dilengkapi dengan pas foto berwarna (3 x 4) dan pengisiannya dilakukan oleh Guru Kelas;
6.    Kompetensi inti 1 (KI-1) untuk sikap spiritual diambil dari KI-1 pada muatan pelajaran pendidikan agama dan budi pekerti;
7.    Kompetensi inti 2 (KI-2) untuk sikap sosial diambil dari KI-2 pada muatan pelajaran PKn; 
8.    Kompetensi inti 3 dan 4 (KI-3 dan KI-4) diambil dari KI-3 dan KI-4 pada semua muatan pelajaran; 
9.    Sikap ditulis dengan deskripsi, menggunakan kalimat positif, berisi perkembangan sikap/perilaku siswa yang sangat baik dan/atau baik dan yang mulai/sedang berkembang  berdasarkan kumpulan hasil observasi (catatan);
10.  Pengetahuan dan keterampilan ditulis dengan angka, predikat dan deskripsi untuk masing-masing muatan pelajaran;
11.  Predikat yang ditulis dalam Rapor Peserta Didik:
A  : Sangat Baik
B  : Baik
C  : Cukup
D  : Kurang
12.  Deskripsi pengetahuan dan keterampilan ditulis dengan kalimat positif sesuai dengan capaian KD tertinggi atau terendah dari masing-masing muatan pelajaran yang diperoleh peserta didik. Deskripsi berisi pengetahuan dan keterampilan yang sangat baik/dan atau baik yang dikuasai dan penguasaannya belum optimal. Apabila nilai capaian KD muatan pelajaran yang diperoleh dari suatu muatan pelajaran sama, kolom deskripsi ditulis sesuai dengan capaianuntuk semua KD;
13.  Laporan Ekstrakurikuler diisi oleh kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh peserta didik;
14.  Saran–saran diisi oleh hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian peserta didik, guru, dan orang tua/wali terutama untu, hal-hal yang tidak didapatkan dari sekolah;
15.  Laporan tinggi dan berat badan peserta didik ditulis berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan guru bekerjasama dengan pihak lain yang relevan;
16.  Laporan kondisi kesehatan fisik diisi dengan deskripsi hasil pemeriksaan yang dilakukan guru, bekerjasama dengan tenaga kesehatan atau puskesmas terdekat;
17.  Prestasi diisi dengan prestasi peserta didik yang menonjol;
18.  Kolom ketidakhadiran ditulis dengan data akumulasi ketidakhadiran peserta didik karena sakit, izin, atau tanpa keterangan selama satu semester;
Apabila peserta didik pindah, maka dicatat di dalam kolom keterangan pindah.

Download aplikasi kelas 1,2,4 dan 5
semester 1
semester 2

Share:

Selasa, September 26, 2017

PTK KTSP: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA HITUNG CAMPURAN DENGAN MODEL PEMBELAJARN TAKE AND GIVE

Abstrak :Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk: mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran take and give  kelas II SDN 1 sepanjang Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Terutama pada materi sistem tata surya. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas II SDN 01 Sepanjang tahun pelajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa sebanyak 16 siswa. Tindakan yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran  take and give kelas II dalam pembelajaran matematika dengan materi hitung campuran. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.Berdasarkan hasil yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas, dapat di jelaskan bahwa: peningkatan hasil belajar siswa dari prasiklus/tes sebelum tindakan, hasil belajar siswa masih rendah karena di bawah KKM yang ditetapkan 68,00. Sedangkan rata-rata kelas yang dicapai 58,75. Prosentase siswa yang tuntas KKM hanya 12,50% dan yang tidak tuntas 87,50%. Pada siklus I setelah diterapkan model pembelajaran take and give rata-rata kelas mengalami peningkatan menjadi 70,00 sudah mencapai KKM, namun masih ada siswa yg belum tuntas. Ketuntasan belajar masih 68,75 %, sedangkan siswa yang belum tuntas 31,25%, maka dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II rata-rata kelas mencapi nilai 80,63 sudah termasuk keriteria baik. Dan ketuntasan belajar siswa meskipun belum mencapai persentase ketuntasan 100 % masih terdapat 1 siswa tidak tuntas dengan prosentase 6,25% namun ketuntasan  mencapai 93,75%  melebihi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75 %. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif dapat diterima, maka dapat disimpulkan bahwa: hasilbelajar matematika materi hitung campuran dapat ditingkatkan dengan  diterapkannya modelpembelajaran take and give pada siswa kelas II semester II SDN 01 Sepanjang tahun pelajaran 2016/2017.

Kata kunci:, hasil belajar matematika, model pembelajaran take and give

Abstract: The class action seeks to: the increase in student learning outcomes after the implementation of the model of give and take classes II SDN 1 Sepanjang Semester Academic Year 2016/2017. Especially in the material of the solar system. This study was conducted using classroom action research conducted in class II SDN 01 Sepanjang the academic year 2016/2017 the number of students by 16 students. Measures taken to implement the model of give and take classes in mathematics II with material calculated mix. The research was conducted in two siklus.Berdasarkan results obtained during the implementation of the action research, can be explained that: improving student learning outcomes of prasiklus / test before action, the student is still low because under the Ministry of Health designated 68.00. The average grade is 58.75. The percentage of students who pass the MOH only 12.50% and 87.50% did not complete. In the first cycle after the applied learning models take and give an average grade increased to 70.00 has reached the Ministry of Health, but there are still students who have not completed. Mastery learning is 68.75%, while the students who have not completed 31.25%, then proceed to the second cycle. In the second cycle the average class value reaching 80.63 includes the criteria of good. And although learning students have not reached the percentage of completion 100% there is 1 student did not complete the percentage of 6.25%, but the thoroughness reached 93.75% over the indicator set is 75%. It can be concluded that the alternative hypothesis is accepted, it can be concluded that: Belajar mathematical calculation material mixture can be improved by applying modelpembelajaran give and take on second grade students of SDN 01 Sepanjang second semester the school year 2016/2017.

Keywords :, the study of mathematics, learning models take and give

PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu ilmu yang mendasari kehidupan manusia. Dalam kurikulum 2006, Matematika adalah ilmu universal yang mendasari dari perkembangan teknologi modern saat ini, memiliki peran yang penting dalam berbagai disiplin serta untuk memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat pada bidang teknologi informasi serta komunikasi saat ini dilandasi karena perkembangan matematika pada bidang teori bilangan, analisis, teori peluang, aljabar, serta diskrit. Agar dapat menguasai serta untuk menciptakan teknologi pada masa yang akan datang, maka diperlukan penguasaan dibidang matematika yang kuat sejak dini. Namun demikian matematika dianggap sebagai pelajaran yang sangat sulit dipahami karena selalu berkaitan dengan angka rumus. Hal tersebut menjadi penyebab rendahnya hasil belajar matematika. Pernyataan tersebut didukung dari kenyataan yang ada dilapangan yang menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas II di Sekolah Dasar Negeri 01 Sepanjang  tergolong rendah bila dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata siswa 58,75 dengan presentase ketuntasan 12,50%. Selama ini peneliti hanya menyampaikan materi dengan metode konseptual yang menjadikan siswa kurang aktif dalam pembelajaran karena siswa tidak terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Siswa yang mendengarkan keterangan guru dan mengerjakan tugas sehingga siswa menjadi pasif. Permasalahan yang dihadapi oleh siswa pada umumnya siswa kurang mampu dalam memecahkan matematikan pada hitungan campuran.
Identifikasi masalah dalam pembelajaran Matematika di kelas II masih menggunakan metode konseptual, kurangnya kreasi guru dalam  pembelajaran, nilai hasil belajar matematika di SD Negeri 01 Sepanjang belum memenuhi KKM yaitu 68,00.
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah upaya meningkatkan hasil belajar matematika materi hitung campuran dengan model pembelajaran take and give pada siswa kelas II semester 2 SD Negeri 01 Sepanjang Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2016/2017
Berdasarkan latar belakang masalah di atas rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut : “Apakah model pembelajaran take and give dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi hitung campuran pada siswa kelas II semester 2  Sekolah Dasar Negeri 01 Sepanjang Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2016/2017 ?”.
Tujuan dalam penelitian ini adalah melalui model pembelajaran take and give dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi hitung campuran pada siswa kelas II semester 2  Sekolah Dasar Negeri 01 Sepanjang Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2016/2017.
Manfaat yang diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan saran bagi pengembang ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan. Bagi sekolah diharapkan sebagai sumbangan pemikiran dalam meningkatkan hasil belajar matematika materi hitung campuran dengan model pembelajaran take and give pada Siswa Kelas II semester 2 SD Negeri 01 Sepanjang Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2016/2017.

LANDASAN TEORI
Belajar merupakan kebutuhan setiap orang yang ingin maju. Hampir semua pengetahuan,  keterampilan, dan sikap manusia terbentuk dan berkembang karena perbuatan belajar. Bahkan belajarpun telah dimulai dari kehidupan seorang bayi hingga menjadi manusia dewasa. Dalam konsep pembelajaran mengenal istilah seumur hidup  atau long live education. Hal ini menunjukkan adanya upaya dari seseorang untuk mengarah pada perubahan sebagai hasil dari proses belajar. Belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikis  yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap (Winkel, 1991:36). Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Maksudnya perubahan dari hasil belajar adalah dapat didefinisikan dari perubahan tersebut melalui sikap, perilaku, pandangan serta pemikiran seseorang sebagai bentuk perubahan belajar. Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Sardiman AM (2003:24), “Belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses interaksi antara lain manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep, ataupun teori.” Berdasarkan pengertian tersebut maka belajar pada hakekatnya merupakan suatu proses perubahan tingkah laku pada diri individu yang terjadi secara sadar melalui interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku itu bisa bersifat aktual ataupun potensial. Jadi dalam belajar harus ada kesadaran  atau kesengajaan pada diri individu untuk merubah tingkah lakunya menjadi lebih baik, baik perubahan itu bersifat aktual maupun potensial. Dalam belajar harus  melalui interaksi dengan lingkungan, baik lingkungan alamiah  maupun lingkungan sosial.
Kemampuan belajar yang dimiliki oleh manusia merupakan bekal yang sangat pokok. Kemampuan ini telah berkembang selama berabad-abad yang lalu untuk memperkaya diri dan untuk mencapai perkembangan kebudayaan yang lebih tinggi. Misalnya parailmuan berusaha terus menerus sumber-sumber energi baru, dengan menggunakan hasil penemuan ilmiah yang digali oleh generasi terdahulu terjadi karena manusia dibekali berbagai kemampuan dengan mengusahakan keinginan dan kebutuhannya, sehingga taraf hidup yang lebih baik
Memilih Model Pembelajaran Yang Baik Sebagai seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran, guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran serta sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaan model pembelajaran dapat diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa. Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan dalam proses pembelajaran yang dijalaninya. Menurut Sardiman A. M. (2004 : 165), guru yang kompeten adalah guru yang mampu mengelola program belajar-mengajar. Mengelola di sini memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai keterampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, menvariasi media, bertanya, memberi penguatan, dan sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan strategi, teori belajar dan pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
Pendapat serupa dikemukakan oleh Colin Marsh (1996 : 10) yang menyatakan bahwa guru harus memiliki kompetensi mengajar, memotivasi peserta didik, membuat model instruksional, mengelola kelas, berkomunikasi, merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasi. Semua kompetensi tersebut mendukung keberhasilan guru dalam mengajar. Setiap guru harus memiliki kompetensi adaptif terhadap setiap perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan di bidang pendidikan, baik yang menyangkut perbaikan kualitas pembelajaran maupun segala hal yang berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar peserta didiknya. Model Pembelajaran menerima dan memberi (Take and Give) merupakan model pembelajaran yang memiliki sintaks, menuntut siswa mampu memahami materi pelajaran yang diberikan  guru dan teman sebayanya (siswa lain). Kelebihan model pembelajaran ini dimana siswa akan lebih cepat memahami penguasaan materi dan informasi karena mendapatkan informasi dari      guru dan siswa yang lain.  Dapat menghemat waktu dalam pemahaman dan  penguasaan siswa akan informasi.Bila informasi yang disampaikan siswa kurang tepat (salah) maka informasi yang diterima siswa lain pun akan kurang tepat.



METODE PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian ini adalah di SD Negeri 01 Sepanjang Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan bulan April tahun 2017 yang berawal dari surat ijin penelitian dari Kepala Sekolah Dasar Negeri 01 Sepanjang Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Melalui ijin tersebut peneliti melakukan penelitiannya dengan pengamatan terhadap sarana dan prasarana selama periode tersebut.
Subjek dalam penelitian ini diambil dari seluruh siswa kelas II Semester 2 SD Negeri 01 Sepanjang Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 16 siswa. Sedangkan objek penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran take and give untuk meningkatkan hasil belajar Matematika materi hitung campuran.
Data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini berupa data tentang hasil belajar matematika yaitu hasil ulangan dan tes dalam materi hitung campuran pada mata pelajaran matematika dan data tentang penerapan model pembelajaran take and give.
Untuk mengetahui keberhasilan  tindakan penerapan model pembelajaran take and give untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi hitung campuran pada siswa kelas II semester 2 SD Negeri 01  Sepanjang Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Tahun pelajaran 2016/2017, peneliti perlu merumuskan indikator pencapaian yaitu siswa kelas II SD Negeri 01 Sepanjang mempunyai minat dan motivasi pencapaian pada mata pelajaran matematika. Hasil belajar sekurang-kurangnya 75% siswa dapat mencapai nilai 68 atau lebih lebih dari KKM.
Untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi beberapa tahap penelitian. Menurut Wardani, dkk. (2006:1.14) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai seorang guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Sesuai dengan jenis penelitian yang akan dilakukan adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari empat tahap dasar yang saling berkaiatn dan berkesinambungan,  yaitu 1) perencanaan (planing), 2) pelaksanaan (acting), 3) pengamatan (observing), 4) refeleksi (refelcting).


HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Pra siklus
Berdasarkan kenyataan yang terjadi pada  Siswa Kelas II Semester 2 Sekolah Dasar Negeri 01 Sepanjang Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Tahun pelajaran 2016/2017 , mereka seringkali kesulitan dalam belajar khususnya mengenai pelajaran Matematika. Masalah yang sering timbul dari siswa adalah kurangnya kesadaran diri siswa untuk belajar sehingga sulit untuk mempelajari rumus-rumus pada matematika, di sini guru perlu menerapkan metode yang tepat untuk menimbulkan kebiasaan anak dalam belajar.  Sehingga memudahkan anak untuk mengingat rumus matematika.
Hasil belajar siswa pada kondisi awal dapat kita lihat dari hasil belajar siswa sebelum diterapkan penerapan model pembelajaran take and give pada tabel berikut ini:

Katagori
Rentang Nilai
Frekuensi
Prosentase
Sangat Baik
90 – 100
0
0,00
Baik
80 –  89
1
6,25
Cukup
70 – 79
1
6,25
Kurang
> 69
14
87,50
Jumlah
16
100.00

Berdasarkan pengamatan pra siklus siswa yang tuntas diatas KKM hanya 2 siswa dengan prosentase 12,50 %,  sedangkan sisanya 14 siswa belum tuntas masih dibawah KKM dengan rentang prosentase 87,50 %.

Siklus I
Dengan mendasarkan pada data yang diperoleh pada kondisi awal kegiatan selanjutnya akan dibuat rencana penelitian tindakan kelas. Rencana yang dimaksud meliputi rencana pembelajaran, alat bantu mengajar atau alat peraga, waktu, metode mengajar melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refeleksi dengan hasil sebagaiberikut ;

Katagori
Rentang Nilai
Frekuensi
Prosentase
Sangat Baik
90 – 100
1
6,25
Baik
80 –  89
4
25,00
Cukup
70 – 79
6
37,50
Kurang
> 69
5
31,25
Jumlah
16
100.00

Berdasarkan pengamatan siklus I siswa yang tuntas diatas KKM mengalami peningkatan menjadi 11 siswa dengan prosentase 68,75 %,  sedangkan 5 siswa belum tuntas masih dibawah KKM dengan rentang prosentase 31,25 %.

Siklus  II
Melihat indikator kinerja tindakan kelas pada Siklus I belum tercapai, maka dilanjutkan dengan tindakan berikutnya (Siklus II). Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar matematika, seperti pada Siklus I, penulis memilih penggunaan model pembelajaran take and give. Langkah-langkah yang diambil dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan hingga diperoleh hasil pengamatan.  Dengan hasil sebagaiberikut :

Katagori
Rentang Nilai
Frekuensi
Prosentase
Sangat Baik
90 – 100
5
31,25
Baik
80 –  89
8
50,00
Cukup
70 – 79
2
12,50
Kurang
> 69
1
6,25
Jumlah
16
100.00
Berdasarkan pengamatan siklus II siswa yang tuntas diatas KKM mengalami peningkatan menjadi 15 siswa dengan prosentase 93,75 %,  sedangkan 1 siswa masih dibawah KKM dengan rentang prosentase 6,25 %.
Dari hasil penelitian antara prasiklus, siklus I, siklus II dapat diketahui bahwa dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan memenuhi indikator keberhasilan diatas 75% hasil siswa meningkat. Sehingga hasil belajar matematika materi hitung campuran dapat ditingkatkan dengan menerapkan model pembelajaran take and give pada siswa kelas II semester 2 SD Negeri 01 Sepanjang Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Adapun peningkatan per siklus sebagai berikut :

Katagori
Rentang Nilai
Pra  Siklus
Siklus I
Siklus II
Sangat Baik
90 – 100
0
1
5
Baik
80 –  89
1
4
8
Cukup
70 – 79
1
6
2
Kurang
> 69
14
5
1
Jumlah
16
16
16
Rata-rata
58,75
70,00
80,63
Prosentase ketuntasan
12,50 %
68,75 %
93,75 %
Prosentase Tidak  Tuntas
87,50 %
31,25 %
6,25 %

Simpulan dan saran
Kesimpulan dari hasil penelitian adalah bahwa peningkatan hasil belajar dapat dilakukan melalui Penggunaan Model pembelajaran take and give dalam belajar Matematika materi operasi hitung campuran pada Siswa Kelas II Semester 2 SD Negeri 01 Sepanjang Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Hal ini ditandai hasil perolehan nilai  rata-rata siswa dalam pembelajaran Matematika yang selalu mengalami peningkatan dari sebelum tindakan (pra siklus) dan setelah tindakan dalam tiap siklusnya. Hasil tersebut adalah, nilai rata-rata Matematika sebelum tindakan adalah 58,75. Setelah tindakan siklus I nilai rata-rata  matematika adalah 70,00. Dan nilai rata-rata Matematika siklus II adalah 80,63.
Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-saran sebagai berikut:
a.    Guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan metode-metode dan strategi yang tepat untuk digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran.
b.    Guru harus menggunakan fasilitas, khususnya alat peraga dan media yang dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar.
c.     Guru yang belum menerapkan model pembelajaran dalam pembelajaran dapat mencoba menerapkan model pembelajaran tersebut agar  hasil  belajar siswa meningkat.
d.    Agar siswa selalu meningkatkan minatnya dan hasil dalam belajar, sehingga prestasinya dapat meningkat.



Daftar pustaka
Colin Marsh. (1996). Handbook For Beginning teachers. Sydney : Addison Wesley Longman Australia Pry Limited
Sardiman, A. M. (2003). Interaksi dan motivasi belajar-mengajar. Jakarta: PT Graha Grafindo Persada.
Sardiman, A. M. (2004). Interaksi dan motivasi belajar-mengajar. Jakarta: Rajawali
Winkel,W.S. (1991). Bimbingan dan Konseling Di Sekolah Menengah (cetakan VII). Jakarta : Grasindo



 untuk download full version DiSini
Share:
Copyright © SDN 03 KARANGLO | Powered by Blogger Distributed By Protemplateslab & Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com